Postingan

Puisi - Selesa yang Tak Terhuni

Sebuah ruangan selesa  Mulanya terkunci, pelan-pelan menyambut  Diisi bohlam merah merona  Kupu-kupu berterbangan  Pun ribuan bunga bermekaran  Sang pemilik ruangan, ialah engkau  Engkau si pesona menawan  Lagi nirmala, lagi bestari  Mata yang mampu memikat  Guratan bibir yang membius Hingga sebuah ruangan tercipta Ruangan selesa itu  Yang kubiarkan engkau cipta Tak pula engkau tinggal  Bahkan hanya sekadar singgah  Tak sangka, selama ini Engkau telah mempunyai ruangan Ruangan yang membuatmu tinggal Bahkan tinggal abadi  Bersama seribu nirwana ~ Gata Lia ~

Puisi - Pulih Memeluk Engkau

Samudra yang terbangun dari lelapnya Lahar meletus dari damainya Dataran yang bergoyah, tanpa pegangan  Bahkan bukit pun bersatu dengan laut Engkau hanyalah makhluk kecil Makhluk kecil lagi lemah Makhluk yang hanya mampu bertahan Di antara mereka yang memberimu luka Samudera yang menenggelamkan  Lahar yang menjadikan abu Dataran yang membumikan Bukit pun turut serta menyelimuti Meski kecil lagi lemah Luka yang amat pedih pun Akan kembali pulih Kendati pun tidak semudah mereka Mereka yang memberimu luka Dengan keluasan hati bak samudera  Sabar yang melebihi letusan lahar  Pegangan yang tak mudah goyah Bahkan keyakinan yang menyelimuti  Akan mampu memulihkanmu Menjadi makhluk besar lagi kuat

Puisi - Langkah Hayat

Langkah hayat memang menegangkan Hendak ada proses panjang bak arnawama Tiada habisnya Meski menegangkan bak sunyi di kegelapan  Namun,  apabila engkau telah diselimuti itikad Pasti langkah hayat itu kan mudah Perlahan, langkah hayat itu kan tuntas Perlahan, engkau kan bora  menjadi insan yang melawan kesengsaraan 

Puisi - Disambut

Dalam hayat, kerap disambut oleh seribu pilihan Dalam hayat, kerap disambut oleh kebimbangan  Dalam hayat, kerap ada yang berbuah Engkau kan menapis apa? Iya atau tidak? Maju atau mundur? Melangkah atau diam? Menjajal atau menyerah? Apa pun itu, engkau kan selalu disambut

Puisi - Seribu Nawasena Bagimu

Aku menyaksikan  Bagaimana sebuah biji bertumbuh  Membentuk cambah dan akar Lalu tunas Hingga suatu tanaman Tanaman lembut itu Memberikan Nawasena Guna berbuah Pun engkau Seribu nawasena telah kusaksikan Guna berpancar Seperti sembagi arutala Aku bersuka cita Engkau telah berpancar - Gata Lia -

Puisi - Pelukan Luka

Kupeluk luka yang datang dari jauh di sana  Kecewa turut hadir dalam pelukan Ku tak menyangka, mereka datang secepat itu Di kala harsa sedang menggema dalam hidupku Berhari-hari kupeluk luka dan kecewa Disertai air hujan yang turun dari mata Berharap pelukan segera terganti Oleh harsa yang memeluk amerta - Gata Lia -